Angsa Jenius

"Jika tidak sibuk dengan kebaikan, berarti kita tengah sibuk dalam keburukan, atau minimal kesia-siaan."

Mahasiswa Kupu-Kupu, Kura-Kura, atau Kumakan-Makan? Yuk Aktif!

Thursday, November 29, 2012

Ide tulisan ini udah lamaaaaaa banget pengen gw share sampe akhirnya gw lupa kalo mau nulis tentang hal penting ini. Well, I give you a clue: campus. What? You want another clue? Awrite I give you another one: extracurricular. You got it? :d


Di sekolah dulu, istilah ekskul pasti sangat booming seantero jagad Indonesia Raya. Ketika memasuki dunia perkuliahan, istilah ekskul ngga lagi banyak dipake. Yang gw temukan di kampus gw adalah UKM, unit kegiatan mahasiswa.


Idul Fitri kemarin, pada saat silaturahim ke saudara, gw ditanya pertanyaan default yang udah gw hapalin jawabannya, “Dek Rahma udah lulus kan? Pengen kerja dimana?” dan default jawaban gw adalah “Hihi (wajib ketawa dulu sedikit), belum, insyaAllah bentar lagi. Ini lagi tugas akhir.” Aih mirisnyaaa jawaban gw :|


Pertanyaan bernada menghakimi yang gw ngga suka adalah “Loh ko bisa belum selesai? Pasti ikut banyak kegiatan ya. Dulu kan aksel masa lulusnya telat.” Blah. Gw selalu memilih diam dan senyum doang. Diamnya gw dilanjutkan dengan nasihat panjaaaang, tentang kewajiban IPK tinggi hampir sempurna dan nggausah cape-cape ikutan banyak kegiatan kampus yang menyita waktu belajar. Respon gw? Kalo lagi mood ya gw jelasin ini itu ini itu, kalo lagi ngga mood, gw memilih diam, minum dan ngemil cemacem makanan di toples di depan mata yang melambai-lambai 8)


Ke-tidaknyaman-an gw berujung dengan daftar pertanyaan seputar kenapa harus aktif di kegiatan kemahasiswaan yang gw sebarin via whatsapp ke temen-temen yang kegiatannya segambreng-gambreng di kampus. Aktivis-aktivis kampus. Dari sekian banyak pertanyaan pembuka yang gw kirim, cuma dua yang membalas dengan kooperatif hihi. Yang akan gw ceritakan di bawah ini ngga lepas dari jawaban dan opini kedua sahabat yang berbaik hati gw ganggu itu.

Aktif? Why of Why 

Kenapa harus aktif di organisasi atau kepanitiaan? Well, as you all know, di kelas, yang diajarin adalah hardskill. Mata kuliah, praktikum, mata kuliah lagi, praktikum lagi, mata kuliah lagi. Ada memang tugas kelompok, atau tugas besar yang berkelompok tapi percaya sama gw, aktif di kegiatan non perkuliahan akan memberikan pengalaman yang lebih…..spektakuler! aih bukan cetarrr membahana because cetarrr membahana is too mainstream.


Pertama. Dengan aktif di kegiatan kemahasiswaan, jati diri sedang dalam proses penemuannya. Banyak yang menyebut, masa kuliah adalah masa pencarian jati diri. Nah! Pertanyaannya adalah gimana caranya jati diri bisa ditemukan? Gw menyimpulkannya sesederhana ini: dengan aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan, makin banyak hal baru yang akan kita temui, makin banyak orang yang akan kita kenal, makin kita akan sadar akan potensi yang kita punya. Kekuatan karakter kita akan dibentuk disini. Ketika berhadapan dengan masalah, dengan orang lain yang ngga sepaham, dengan tekanan, kita “dipaksa” mengeluarkan semua energi yang kita punya. Dari situ karakter bisa terbentuk, potensi bisa diidentifikasi, itulah jati diri. Gw misalnya, ngga akan pernah sadar kalo gw punya skill mem-persuasi orang kalo gw ngga pernah gabung di BEM di kementrian Wirausaha. Bahkan mungkin gw juga ngga akan pernah sadar kalo gw bisa jualan yang ternyata semenyenangkan itu kegiatan bernama jualan buat gw.
Basis Massa Pendidikan dan Kaderisasi BEM 2008 & LKOD. Betapa jadulnyaaa


Kedua. The Power of Networking. Temen baik gw sejak SMA, Mukti Widodo, yang sekarang aktif di BEM KM ITB dan Gamais ITB, dan entah kegiatan apa lagi yang beliau tekuni sekarang; pernah cerita sama gw betapa networking sangat memudahkan dia. Bisa ketemu menteri-menteri dan duduk satu meja,  bisa ketemu ini itu, semuanya dari network yang dia punya selama jadi aktivis. Ngga sedikit juga cerita dapet informasi lowongan kerja dari temen yang dulunya satu kepanitiaan, satu lab, satu organisasi. Gw inget satu teori tentang networking, tapi gw lupa siapa pencetusnya dan apa nama teorinya. Intinya, untuk mencapai semua hal yang kita pengen, kita bisa memanfaatkan 6 level networking. Misal, gw pengen ketemu Shah Rukh Khan yang tinggalnya di Mumbai nun jauh disana. Network level pertama adalah temen gw yang punya orangtua kerja di tabloid, selanjutnya mari sebut sebagai si A. A akan mengenalkan gw dengan orangtuanya yang kerja di tabloid yaitu B. Dengan bantuan B, gw akan bertemu dengan C, sesama pekerja industri tabloid di India. C yang kerja di salah satu tabloid di India ini sering nulis liputan tentang Shah Rukh Khan, dan beliau kenal dengan D, orang yang sering ngewawancarain The King Khan. Gw dikenalkan dengan D, dan gw minta tolong untuk dijembatani untuk bertemu dengan Shah Rukh Khan. See, gw bahkan hanya membutuhkan empat level networking untuk ketemu Shah Rukh Khan :brow . Hahaha tentu praktiknya ngga segampang imajinasi ini. Gw cuma pengen ngasih contoh bahwa kenalan dan networking memiliki peranan sepenting itu. Dan anyway, orang dengan network yang bagus akan lebih pede kemana-mana, karena kenalannya dimana-mana. Buat gw, mempesona gw definisikan sebagai sikap yang bersahaja ketika berbicara dengan network-nya secara personal, santai ataupun serius.
Shakti 2009 & Wirausaha BEM 2009. See, time flies!
Wirausaha BEM 2010 & Quizumba (now Luanda) Capoeira, oh that time I was the only girl in Quizumba IT Telkom whose corda yeaay! :mj

BEM 2011, Bersama Berjuang Bersatu Memahami Menginspirasi!

Ketiga. Kursus softskill gratis. Teamwork, public speaking, komunikasi, kritis, kemampuan menghadapi tekanan dan masalah, kemampuan memecahkan masalah dan mencari solusi, menghargai waktu, disiplin, dan segudang softskill lainnya bisa digali dengan aktif di kegiatan non akademik. Hey, organisasi, kepanitiaan dan lab di luar sana menawarkan semua ini cuma-cuma! 


Pengen siih aktif, tapiii……….

Ada istilah mahasiswa kupu-kupu, atau mahasiswa 3K (kuliah, kantin, kosan). Ada juga istilah kura-kura (kuliah rapat kuliah rapat). Istilah lain yang kurang popular adalah kumakan-makan (kuliah makan, makan lagi makan lagi). Mana yang paling representative?

Keinginan aktif disana-sini kadang terbentur beberapa hal. Misalnya larangan dari orang tua dan alasan nilai alias IPK. Gw ngga nemu alasan lain untuk ngga aktif di kegiatan non akademik selain dua hal yang sebenernya bisa disiasati ini.


Larangan orang tua dan IPK. Gw termasuk orang yang percaya, restu orangtua akan mengantar pada kesuksesan. Kondisinya adalah, beberapa orangtua masih memiliki mindset bahwa kuliah ya harus fokus kuliah aja, ngga perlu cape-cape ikut kegiatan sana sini yang ujung-ujungnya menyita waktu belajar dan bikin IPK turun. Langkah sederhana yang perlu dilakukan adalah deep talk sama orangtua :)


Soal IPK, justru aktif di kegiatan kemahasiswaan bisa jadi nilai plus. How come? Manfaatkan network! Kenalan yang lebih beragam bisa menjadi sarana belajar. Ada yang jago programming, bisa minta ajarin. Ada yang jago jaringan, bisa minta responsi cuma-cuma. Bukankah lebih enak minta diajarin orang yang udah kita kenal? Hihi

Gw pribadi pernah bingung ngatur waktu karena aktif di banyak organisasi dan kepanitiaan sekaligus. Alhamdulillah-nya, nilai ngga sampe turun walaupun performa gw di kelas jadi turun drastis. Gw jadi tidur mulu di kelas, ngga peduli kuliah jam berapa atau dosennya siapa, ngantuk ya tidur. Ajaibnya kalo ditanya masih bisa jawab hihihi. Nah how to solve this problem? Make your own schedule. Buat catatan kecil di hape atau notes tentang daftar hal yang harus diselesaikan hari itu, masukkan juga target-target misal “Ngga tidur di kelas sama sekali” :P


Orangtua? Ada beberapa tips untuk menyiasati ijin orangtua. Pertama, ceritakan semuanya dengan detail. Kita sibuk di kegiatan apa, ceritakan juga tentang teman-teman yang ada di dalamnya. Biasanya orangtua akan lebih bisa menerima anaknya bergaul dengan orang-orang yang mereka tahu, jadi ceritakan juga tentang siapa teman-teman kita. Masih bermasalah dengan ijin orangtua? Janjikan prestasi. Di awal, janjikan bahwa aktif di organisasi atau kepanitiaan tidak akan mengganggu akademis. Selanjutnya tunjukkan komitmen untuk memenuhi janji itu. Sambil jalan, tunjukkan perubahan positif bahwa aktif disana-sini memberikan dampak positif secara langsung misal lebih paham etika berbicara, disiplin, dsb. 


Gw punya pengalaman yang cukup berlika-liku dalam hal ijin orangtua. Saat SMP gw aktif di OSIS, Pramuka, majalah sekolah, kepanitiaan dan banyak lomba. Hampir semua gw ikutin. Drastis, di SMA gw cuma ikut ekskul Karya Ilmiah Remaja karena ngga dibolehin ikut ekskul apapun saat itu sama guru BK, berlaku untuk semua siswa aksel. Pffft.. Akhirnya, kuliah jadi kesempatan gw untuk aktif disana-sini lagi. Awalnya orangtua mensyaratkan cumlaude which is minimal 3,5 dan gw setujui sebagai syarat boleh aktif di banyak kegiatan. Alhamdulillah, niat baik mendapat jalan baik. Di awal-awal IP dengan patokan segitu masih di tangan, seturun-turunnya masih di atas 3. Butuh usaha lebih ekstra memang, kalau gw sekaliiii aja dapet IP di bawah 3, mungkin orantua gw langsung mengeluarkan ultimatum gw ngga boleh aktif di kegiatan ini itu lagi. Terseok-seok, iya! Kelabakan tiap mau kuis, lemburan SKS tiap ujian, tidur di kelas udah jadi kegiatan rutin langganan. Tapi gw masih percaya niat baik pasti mendapat jalan baik dan hasil akhir yang baik. Allah memberi terlalu banyak kemudahan dan inspirasi. Dan anyway kalo gw ngga aktif di BEM, Capoeira, Himapur (Himpunan Mahasiswa Purworejo), KPM (Korps Protokoler Mahasiswa), Lab Prodase, SHAKTI (ospek fakultas Rekayasa Industri), PDKT dan beberapa kegiatan lainnya, gw ngga akan jadi Rahma yang sekarang ini. People change, me as well. Dari 2008 ke 2012, orang-orang yang berbeda, pengalaman-pengalaman baru, tantangan dan tekanan baru, inspirasi-inspirasi brilian, dan sahabat-sahabat terbaik semuanya gw temukan dengan aktif di kegiatan-kegiatan itu ^_^
me and my labs


Still not getting any


Well, so you’ve read this far and still not interested in joining organization or being committee?


I just find one good reason for you to not to be active in organization or being committee: you’re the oldest man in family who have to take care of family’s financial. Kalau memang itu kondisinya, fokus kus kus belajar di kelas dan cepat lulus adalah jalan terbaik. Tapi ngga menutup kemungkinan aktif di lab juga, pengalaman organisasi dapet, ilmu dapet.


Jangan sia-siakan masa muda. Setiap detik tak akan pernah terulang, dan mungkin kesempatan yang sama tak akan pernah datang. Gali potensi dengan aktif di kegiatan kemahasiswaan! Aktif dululah, berkomentar kemudian. Gabung dululah, rasakan betapa addictive-nya join organisasi atau kepanitiaan! Gw bukan contoh teladan untuk hal ini karena nyatanya gw pun keteteran disana-sini, tapi justru keteteran bikin gw tambah penasaran, gimana caranya aktif di banyak tempat dan semuanya welldone. Sooooooo......


Quote dari seorang teman: “Serigala akan memangsa kambing yang berjalan sendirian.”


So, have you decide which organization/committe to join?

  PDKT 2012 <3

This post is written with love, to all Transformers 2012 that I proud the most. You, 2172 Transformers that hold the future of IT Telkom and Indonesia.


p.s. all photos in this post are my own and credit goes to all whose this original photos taken by themselves. I also wholeheartedly say thanks to my two friends who gave me more insights to enrich this post, Tito Anugrah Perdana & Afdan Zamil. And also for all people I know, you all make me become what I am today, thank you thank you and thank you.





If You Want and Don't Want

Monday, November 19, 2012
Be the change you wanna see in the world.  –Mahatma Gandhi
If you don’t want to see this world is fully polluted, don’t smoke!
If you don’t want to see this world is fully polluted, use cars and motorcycles wisely or choose public transport!
If you don’t want to see flood caused by rubbish, stop throwing out rubbish in rivers, put them in your dustbin!
If you don’t want to see people live in poverty and hunger, help them by giving your caring hands!
If you don’t want to see students do any cheat, don’t ever give excuse for cheating either yourself to do cheat or others to do so!
If you wanna see the world is green, start to plant some trees!
If you wanna live peacefully, don’t make enemies and act good to anyone!
If you wanna see everybody lives peacefully, stop war, it kills too many innocent people!
If you wanna see your loved ones smile from the very heart, wear a smile whenever you are with them and simply make them smile.

See? It is that easy to be the change we want to see in this world!
So start now, from here, right after you finish reading this post, let’s make changes!

Public Service Officers Jutek? Ah, Biasa!

Thursday, November 08, 2012

R: Kenapa ya petugas-petugas public service banyak yang jutek?

M: Uhm, ketemu banyak orang tiap hari yang gitu-gitu aja mungkin.

R: Ooh, bosen kali ya.

M: Bisa jadi.

R: Tapi mbak-mbak kasir Carrefour atau Griya tiap hari ketemu orang banyak yang kegiatannya gitu-gitu aja tetep ramah. Tukang jualan juga ramah, padahal tiap hari ketemunya orang beli, banyak yang rewel juga pasti.

M: Karena kalo ngga ramah, pengaruhnya langsung ke pendapatan mereka.
Nah! This is the point!

Gw baru aja dari kantor imigrasi Bandung, dan mas-mas petugasnya sangat sangat nggak ramah. Haruskah gw ulangi dengan penekanan lagi? Masnya sangat ngga ramah. Titik. </3 Padahal, tadi kasusnya gw ngasih berkas dengan format yang ternyata salah lalu mas-mas petugasnya ngasih tahu yang bener kaya apa. Tapi, hello, can’t you just speak well-manneredly? Disampaikan dengan nada rendah, sedikit senyum dan ramah akan jauuuh lebih menyenangkan. Toh informasi yang disampaikan juga sama kan? Berdasarkan yang pernah gw baca juga, penyampaian mempengaruhi penangkapan lawan bicara. Dengan cara yang lebih baik, lawan bicara bisa menangkap maksud kita dengan lebih baik pula.


Herannya, ngga cuma petugas di kantor imigrasi. Beberapa petugas di kampus juga sama aja, juteknya ampun-ampunan. Serasa kita yang butuh mereka, jadi mau dijutekin atau diramahin kita tetep dateng buat minta tolong. Maka jutek pun jadi pilihan. Pernah ngerasain pengalaman serupa? Well, I guess I am not alone.


Benarkah karena rutinitas? Bosen sama kerjaan yang gitu-gitu aja? Atau bosen ngadepin banyak orang yang meminta pertolongan yang sama? Kalo boleh ngomong dengan bahasa jutek juga, itu kan kerjaan yang kalian pilih. Ya jalani dong dengan senang hati. Perkara customer yang minta dilayani banyak, ya itu udah risiko dari kerjaan yang dipilih. Kalo ngga mau ketemu banyak orang atau ngelayanin orang tiap hari dengan kegiatan yang sama, pilih dong kerjaan yang beda yang ngga berinteraksi sama orang. *tarik nafas* :/


Bicara soal rutinitas, kaya isi percakapan gw tepat setelah keluar pintu kantor imigrasi tadi pagi, mbak-mbak Carrefour atau Griya tetep bisa ramah tuh walaupun tiap hari ketemu banyak orang yang semuanya mau bayar, atau rewel nanya barang ini dimana itu dimana, minta cariin barang dsb. I wonder why public service officers do not doing the same 8|


Oh, mungkin karena petugas counter bisa langsung kena teguran yang pengaruh ke gaji mereka kalo ada customer complain kali ya. Gw ngga tahu persis juga gimana sistem yang mereka terapkan, SOP yang mereka pakai, atau doktrin yang mereka tanamkan ke pegawai baru. Tapi kalo bener complain dari customer pengaruh ke gaji, ini bener-bener sistem yang hebat! Di Griya, di tiap meja kasir ada kotak kecil kaya kotak amal masjid yang di depannya disediain tiga jenis kartu, warna merah kuning dan hijau, masing-masing mewakili good, so-so dan bad atas pelayanan kasir. Kita boleh masukin kartu apa aja tergantung kesan kita terhadap performa kasir. Kalo emang sistem kartu itu difollow-up ke penggajian, gw salut banget sama Griya!! 


Ngga bisakah public service officers memakai sistem serupa?


Dengan memakain sistem kartu kesan dari customer (well, that the simplest way that I could think right now), performa petugas dalam melayani masyarakat bisa dievaluasi. Memang, masyarakat yang butuh layanan petugas, tapi bukankah udah jadi tanggung jawab petugas untuk melayani masyarakat dengan baik?


Bukan ngelunjak, bukan. Gw hanya satu dari sekian banyak orang yang pernah dibikin kesel sama petugas serupa, gw yakin gw ngga sendiri. Dan gw juga ngga minta hal aneh-aneh sama petugasnya ko, cuma nanya yang perlu gw tanyakan dan gw urus. 


Tolong, dengan segenap rasa hormat sebagai masyarakat yang membutuhkan layanan public service officers, Pak Bu Mas dan Mbak, layani customer sebagaimana mestinya. Saya percaya, sesimpul senyum dan penurunan nada bicara bisa mengubah persepsi <3


Dari Rahma Djati, untuk performa petugas layanan public Indonesia yang lebih baik! :)

7 November dan Kawah Putih

Wednesday, November 07, 2012
Masih ingatkah engkau bahwa kita punya cerita?
Saat dingin adalah hangat yang kita bagi,
Saat kita hanya melihat hijau, bukan pekat
Sepotong quote manis itu adalah bagian dari hadiah ulangtahun gw ke-14 dari TrioMaKi, dan gw yakin kalimat itu adalah mahakarya Erma Novriawati, sahabat yang selalu berebut ranking 1 paralel sejak kelas 1 sampe kelas 3.

Bandung lagi panas dingin. Kadang panas kadang dingin, kalo pas beruntung, kadang sejuk sehabis hujan. Lebih beruntung lagi pas hujan. Early November gini, enaknya main, am I right? Dompet masih penuh yang berarti lumayan ada dana buat berpetualang kesana kemari. Kalo bingung mau main kemana awal bulan gini; bosen sama mall yang gitu-gitu aja, sangat berpotensi ngabisin duit dan ngga paham lagi sama mall-mall Bandung yang pengunjungnya tambah ajaib, back to nature may be a good choice! Ohya, kenapa gw bilang pengunjungnya ajaib? karena gaya pakaian cewe-cewe gaul mall tambah kesini tambah..... *benerin duduk*, ehm, yang atas makin turun, yang bawah makin naik. 

Kawah Putih!! Bulan lalu, gw bareng sama anak-anak kreatif, tim acara PDKT 2012 yang dinamai XOT atau eXOTic main ke kawah putih. Itu adalah yang kesekian kalinya, dan gw masih merasakan excitement yang sama kaya pertama kali. Jauh? Lumayan lah lumayaaan jauhnya, tapi terbayar lunas begitu masuk kawasan Ciwidey yang adem :e

Untuk masuk, lo hanya perlu nyiapin 15k IDR, dan bisa dipotong jauh lebih murah kalo rombongan. Jalan udah diperbaiki jadi jauuh lebih bagus, ngga banyak lobang kaya dulu. Buat sampe ke kawahnya, ada shuttle seharga 25k IDR, atau bisa pake mobil sendiri. Motor ngga boleh lagi naik sampe atas sekarang. Yang gw sayangkan, tukang jualan dipindah ke bawah semua, kawasan sekitar kawah steril. Jadi, kalo lo laper, mending makan dulu di deket parkiran, atau bawa makanan ke atas.






















And anyway, today is November 7th! Lets congrats my superbestfriend since junior high, Erma Novriawati for her birthday today yeaaaay <3 You're really really one of a kind, bestie! You know I love you, and miss you that much! Fight for your dream, I will fight for mine, we'll see each other with a big smile. 



I Want To Be 20 yo Forever

Monday, November 05, 2012
Ah, lamaaa rasanya ngga buka dashboard blog. Terharu, beneran terharu rasanya pas barusan iseng buka blog dan cek feedjit, banyak orang baca angsajenius, entah nyasar entah ditunjukin jalan sama Google, atau sengaja buka blog ini. Padahal, it's been a long long long time since my last writing.

People said, a picture can say thousands words. Then I think on my first post after long hibernation, I wont share too much but some pictures. Guess what I've had! 

Idul Fitri 2012: can't thanks more for having this lovely family. A humorous daddy, superhero mommy and most humorous brother. Ya Rabb, may us be in Your Firdaus.

Padang Trip!! Attending besties-est wedding, Siti Halimah & Tito Anugrah Perdana. Then? Exploring Bukittinggi!! Was so much fun like dreaming!!

PDKT 2012. This is one of my most life changing experience. PDKT 2012, I Transform You Transform We Are Transformers!!


And yes, of course I also had my 21st birthday on September 5th. Once I said to a friend that I'm afraid of getting older, I want to be 20 years old forever then she told me, "Ma, there's a way if you don't want to get older and stay 20 yo forever. Stop breathing, die in this age then you will be 20 yo forever."

Astaghfirullah.. Like a slap in the head. 

We cannot avoid time to flies. And as the time flying, we're getting older. Baby become kid, kid become teenager, teenager become young adult, young adult become adult, adult become old. Born, being in school, then entering university, getting jobs, getting married, having babies, seeing them to get married, having grandchildren. Most of us are too greedy to want that all. Then what? We also want to stop breathing when we're really old, in a warm bed, seeing family around us make a circle and keep saying "Stay strong, Grandma. It will be okay." while they guide us to say Allah Allah Allah. And then? Our story ends. 

Time flies that fast, we cannot avoid of getting older. But we can live this life preciously. 


There will be hard times, harder times, sweet moments, and all. They are paths that I have to complete till the day I stop breathing. Then I have no reasons to complain because this is the way I have choose. University life is just a little part of it.


Every second in my life is precious. Embrace the upcoming surprises, Rahma!