Angsa Jenius

"Jika tidak sibuk dengan kebaikan, berarti kita tengah sibuk dalam keburukan, atau minimal kesia-siaan."

Rejeki: Cara Profesional vs Cara Allah

Tuesday, April 07, 2015
Rejeki itu dijemput, bukan ditunggu dateng dengan sendirinya kaya semut menghampiri gula. Gw pernah ikut kajiannya Jamil Azzaini 24 Mei 2014 waktu mabit di masjid Biofarma, masjid yang gede dan super pewe, dan ini sedikit bagian catetannya. 

Jadi katanya, kalau mau dikejar rizki, ada dua cara yaitu cara profesional dan cara agama. Eits tunggu, dikejar rizki, bukan ngejar rizki? Iyaaaa kan letakkan dunia di tanganmu dan akhirat di hatimu, jadi jangan kesibukan ngejar dunia ngejar rejeki sampe lupa segala rupa yang lainnya.

Cara profesional itu kita kerja aja, kalau kata orang Jawa, ngoyo, bekerja super keras sehingga menghabiskan waktu hanya untuk satu hal tersebut. Saking ngoyo-nya sampe shalatnya ketunda-tunda, tilawahnya ngga sempet, waktu buat keluarga juga super mepet. 

Nah kalau cara agama, kita libatkan Allah. Modal awalnya itu percaya bahwa rejeki itu Allah yang ngasih, segimana banyak dan kapannya, ya tergantung yang mau ngasih. Percaya bahwa rejeki bukan disebabkan oleh kerja kita aja. Oke ada kata "aja" ya di situ, yang artinya kita kerja itu sebagai perantara datangnya rejeki, perantara datangnya ridho Allah buat ngasih rejeki. Burung terbang di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang pada petang hari dalam kondisi kenyang. Cicak yang hidupnya menempel di permukaan, bisa hap hap hap menangkap nyamuk padahal nyamuk terbang dan cicak sangat terbatas lahan geraknya. Itu bukti bahwa setiap makhluk punya jatah rejekinya masing-masing. 

Laluuu, apa burung dan cicak bakal kenyang kalau duduk diam di sarangnya? Oke burung dan cicak ngga bisa duduk :3 ya intinya itu lah. Ya bisa sih kenyang dengan Allah mendatangkan makanan ke sarangnya, tapiiii.... beda tetep. 

Nah kata Jamil Azzaini nih, kalau mau mencari rizki dengan cara agama, setelah percaya bahwa rejeki dateng asalnya dari Allah, lakukan shalat dhuha. Perbanyak sedekah. Gw pernah denger di suatu kajian, lupa dari siapa dan kajian apa, ketika kita dalam kondisi berlebih, sedekahlah. Ketika kita membutuhkan atau dalam kondisi kekurangan, sedekahlah. 

Waktu gw geladi di Telkom Flexi Jogja tahun 2010, gw dapet nasihat emas dari seseorang yang dituakan, mbah Lilik panggilannya. Kata mbah Lilik "Bosmu berani bayar berapa sampai kamu nunda shalat demi kerja?" Haakkjlebbb!

“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Sesungguhnya matematika Allah berbeda dengan matematika manusia. Di perhitungan manusia, 1+1=2, di perhitungan Allah 1+1=27 yaitu satu orang yang ditambah satu orang kemudian shalat berjamaah maka pahalanya berlipat 27 kali.

Orang-orang bertaqwa, rizkinya datang dari arah yang tidak diduga-duga.
2 comments on "Rejeki: Cara Profesional vs Cara Allah"
  1. yup..matematika Alloh SWT itu luar biasa... cuma itu, orang jaman sekarang kan apa2 pake logika n rasional...rejeki di kuantitaskan..malah bahasa keimanan ditinggalkan....

    ReplyDelete
  2. bener banget gan, kita harus mendekatkan diri kepada Allah, perbanyak shalat dhuha, perbanyak sedekah. Tapi tetap jangan lupa ikhtiarnya, kita harus tetap mencari jalannya...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca! Silakan tinggalkan komentar di bawah ini :)

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9