Angsa Jenius

"Jika tidak sibuk dengan kebaikan, berarti kita tengah sibuk dalam keburukan, atau minimal kesia-siaan."

Asah Konsep Diri Anak dengan Melihat Binar Matanya

Monday, January 08, 2018


Setiap anak adalah bintang. Setiap anak adalah pribadi unik. Mereka punya sejuta hal yang belum dikuasai, tapi mereka juga punya jutaan kelebihan dan keunikan tersendiri. And anyway, it’s okay belum bisa melakukan sejuta hal, karena mereka punya lebih dari sejuta jam untuk belajar.

Kita, orangtuanya, percaya setiap anak adalah bintang, dengan bakat dan kelebihannya masing-masing. Tapi ngga jarang juga di tengah perjalanan menjadi orangtua, kita terdistraksi oleh lingkungan, oleh media sosial dan gempuran image anak idaman di televisi sehingga kita menganggap anak kita kurang ini kurang itu. Bukannya bersyukur, kita justru membandingkan dan mulai ngga puas sama “kualitas” anak kita. Oh sedihnya 😢

Materi kelas Bunda Sayang IIP kali ini temanya setiap anak adalah bintang. Dari situ, orangtua ditugasi menjadikan rumah sebagai tempat anak bisa bersinar. 

Caranya?
Kami disuruh mengeksporasi empat ranah potensi anak:
  1. Ranah hubungan intrapersonal
  2. Ranah hubungan interpersonal
  3. Ranah hubungan dengan change factor (melek perubahan)
  4. Ranah hubungan dengan Tuhannya (melek spiritual)
Kamu ngga ngerti maksud empat ranah tersebut? Sama! 😂 Makanya aku ngga akan jelasin sekarang, tapi in syaa Allah akan ketemu penjelasannya dari hasil eksplorasi dan postingan angsajenius seri setiap anak adalah bintang. Jadi boleh banget dibookmark trus nanti dibaca lagi dari awal sampe akhir hahaha loh si Rahma malah promote blog 🤭

Awrite.
Pengamatan pertama akan ku mulai dari hubungan intrapersonal. Konsep diri. Apa itu konsep diri?

Konsep diri pada anak adalah suatu persepsi tentang diri dan kemampuan anak yang merupakan suatu kenyataan bagaimana mereka memandang dan menilai diri mereka sendiri.
Hal ini akan berpengaruh pada sikap yang mereka tampilkan.
Konsep diri anak terbentuk melalui perasaan anak tentang dirinya sendiri sebagai hasil dari:
  1. Interaksi dan pengalaman dengan lingkungan terdekat.
  2. Kualitas hubungan yang signifikan dengan orangtua dan keluarga terdekat.
  3. Atribut yang diberikan lingkungan terhadap dirinya.
Kalo orangtua sering nyebut anak nakal, mereka akan membentuk konsep diri “oh aku nakal”, dan itu yang akan terwujud dalam keseharian. Kalo orangtua sering nyebut anak cengeng, mereka akan jadi cengeng beneran. Kalo orangtua sering nyebut anak gampang marah, mereka akan jadi gampang marah beneran. Negative labelling, pak buk, adalah salah satu hal paling dilarang dalam pengasuhan ❌

Menjadikannya bintang dimulai dari rumah

Rumah adalah panggung setiap anak. Di rumah, ada orangtua yang mengajarinya hidup sebagai manusia, termasuk membaca potensi mereka kemudian memfasilitasinya. Far from easy, but there’s nothing such an impossible. Yakan? 🙃

Nah dalam rangka menjadikan anak sebagai bintang di rumahnya sendiri, observasi bisa dimulai dengan melihat aktivitas apa yang bikin mata anak berbinar-binar. Udah nemu? Abis itu amati poin kekuatan anak dalam aktivitas tersebut, trus bikin project deehhh berkaitan sama aktivitas yang bikin anak berbinar tersebut.

Observasi kegiatan yang bikin anak berbinar-binar
⬇️
Catat strength anak di aktivitas tersebut
⬇️
Buat project terkait aktivitas tersebut

Singkatnya begitu pemirsa 👏🏻

Gimana sama Afiqa?

Setelah pengamatan panjang dari Afiqa umur setaun sampe sekarang mau 1,5 tahun, aku dan abang sampai pada kesimpulan bahwa anak kami adalah seorang extrovert. Dia seneng ketemu orang, ngga mau sendirian, gampang bosen, suka keramaian, ramah sama orang baru, dan yang paling jelas adalah seneng jadi center of attention. Yes she is. Kaya siapaaaaa? Kaya ibuknyaaaa 😂

Matanya berbinar ketika ketemu orang baru, baik itu temenku, temen abang, sesama anak-anak, ibu-ibu di masjid, mbak-mbak petugas bandara, ibu warung, tetangga. Lah semuanya😂 Awalnya aku ngga sadar, sampai titik di mana anak ini sering rengek-rengek kalo ditinggal ngobrol dewasa alias dicuekin walaupun aku di sampingnya, dan Afiqa seneng disapa orang, seneng salim ampe berkali-kali ke tamu. Dari situ kami lihat-lihat lagi, dan sampailah kami pada kesimpulan Afiqa ini extrovert.

Trus apa aktivitas yang bikin matanya berbinar?
Ketemu orang baru, disapa sama orang dan di”tanggap”. Apa ya bahasa Indonesianya, semacam nanggap wayang dimana wayang jadi pusat perhatian dan tontonan orang. Nah Afiqa ini seneng ditanggap, suka tampil dan jadi center of attention.

Poin strength apa yang Afiqa punya dari aktivitas tersebut?
Let me make a list.
  • Berani, tidak pemalu
  • Sadar dirinya punya kemampuan/kelebihan yang menjadikan orang lain betah menjadikannya center of attention
  • Ramah, murah senyum
  • Cepat beradatasi
  • Cepat memahami instruksi

Hubungannya aktivitas berbinar, strength sama konsep diri apa dong?

Analisis strength dari aktivitas ini ternyata berhubungan banget sama konsep diri anak. How come? 

Dari aktivitas yang bikin anak berbinar, kita tahu apa hal yang bikin anak excited. Di sini bisa jadi ada potensi anak, makanya kita harus catat apa poin kekuatan anak pada aktivitas tersebut. Karena strength ini bakal sangat pengaruh ke gimana anak memandang dan menilai dirinya sendiri, kemudian berdampak kepada sikapnya ke dunia luar. 

Gituuuu. Ah observasi day 1 is done! ✅  Doakan aku istiqomah share di blog yaaa soalnya lagi mudik nih berdua doang ama si bocah cilik. Selamat mengobservasi aktivitas anak! 😆
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Terima kasih sudah membaca! Silakan tinggalkan komentar di bawah ini :)

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9